BIDIKNEWS – Kekalahan yang dialami oleh pasangan nomer 3 Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie melalui perhitungan quick count punya beberapa faktor yang menyebabkan suara di Pilgub Jawa Barat tidak memperoleh hasil signifikan.
Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, kalahnya perolehan hasil suara dala Pilgub terhadap paslon Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie disebabkan karena kalah populer dibandingkan dengan Dedi Mulyadi.
Menurut Firman, sebelum pemungutan suara, tingkat popularitas Dedi Mulyadi sudah sangat di kenal oleh akangan masyarakat Jawa Barat.
BACA JUGA: Ini Dia Nama-Nama Patahan atau Sesar Aktif di Jawa Barat
Hal ini disebabkan oleh kepiawan Dedi Mulyadi yang bisa memanfaat situasi dan momentum atas isu-isu yang terjadi. Terlebih, Dedi Mulyadi memiliki tim yang bisa membuat konten menjadi viral.
‘’Cara ini memang terbukti sangat ampuh untuk meningkatkan popularitas buat Dedi,’’ ujarnya, kepada wartawan, Jumat, (29/11/2024).
Firman menilai, meskipun Ahmad Syaikhu pernah jadi kandidat calon gubernur Jabar pada 2018 lalu, namun belum mampu mendongkrak tingkat popularitas.
Akan tetapi, berbeda dengan Dedi Mulyadi yang terlihat sangat aktig melakukan kerja-kerja politik dan turun ke tingkat masyarakat dengan didukung pembuatan konten.
BACA JUGA: Peternak Sapi Perah Lembang Khawatir Impor Susu Membuat Semakin Terpuruk!
Selain itu, kekalahan pasangan nomer urut 02 ini disebabkan oleh mesin partai PKS yang tidak bergerak maksimal. Kondisi ini sangat berbeda jauh ketika Pilkada 2018, dimana kader PKS sangat militan untuk membantu memenangkan calon yang diusung.
Akan tetapi, pada Pilkada saat ini, seperti ada masalah terhadap mesin partai PKS yang tidak terkosolidasi secara maksimal. Sehingga perolehan suaran hasi quick count sangat rendah.
Firman juga berpendapat, tingkat popularitas atau keterkenalan bukan menjadi salah satu faktor untuk bisa menjadi dipilih. Sebab pasangan Acep Adang Ruhyat – Gitalis Dwi Natarina (Gita KDI) dan Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja juga kalah telak.