BIDIKNEWS – Banjir masih melanda Kabupaten Bandung, Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) menetapkan 8 Kecamatan berstatus darurat bencana.
Kecamatan Dayeuhkolot sampai sekarang, masih menjadi langganan banjir. Ironisnya keberadaan tiga kolam retensi di kawasan itu, tidak mampu mengatasi derasnya air.
Pada pertengahan 2023 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tiga kolam retensi yang berada di wilayah Kabupaten Bandung.
Tujuannya untuk mengendalikan banjir. Khusnya di wilayah Baleendah dan Dayeuhkolot akibat luapan sungai Citarum
“Sore hari ini kita akan meresmikan yang namanya kolam retensi untuk mengendalikan banjir,” ujar Jokowi saat pidato peresmian pada Minggu (5/3) lalu.
Letak kolam retensi itu berada di tiga titik, Bojongsoang, Cieunteng, Dayeungkolot Andir, dan Floodway Cisangkuy.
Kolam Retensi Andir ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi genangan dari luapan Sungai Citarum yang kerap terjadi ketika hujan deras.
Akan tetapi pada kenyataannya, ketika memasuki musim hujan, Banjir masih saja menggenangi pemukiman warga.
BBWS DAS Citarum juga tidak bisa berbuat banyak. Luapan air sungai yang datang dari wilayah hulu yang sudah sangat kritis tidak bisa lagi dibendung.
Keberadaan tol air atau Terowongan Nanjung terletak di Curug Jompong seakan tidak berfungsi maksimal. Proyek yang dibangun menelan anggaran triliunan rupiah itu, belum mampu menggiring darasnya aliran air suangai Citarum.
Kondisi wilayah hulu yang katanya sudah dilakukan penanaman pohon beberapa tahun silam, sepertinya kalah dengan pertumbuhan pesatnya pembangunan.
Komplek perumahan elit dan bangunan komersil menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan daerah resapan air.
Kawasan Bandung utara (KBU) 85 persen sudah rusak. Kawasan yang dulu jadi penyangga resapan air banyak beralih fungsi.
Begitupun di wilayah Kecamatan Kertasari. Alih fungsi lahan terjadi begitu masif. Di wilayah Kertasari banyak terjadi alih fungsi kawasan hijau untuk lahan pertanian.